Menu

May 17, 2015

I Miss You...

Togane, Chiba-Japan
Minggu, 17 Mei 2015
11.20

Oma, bagaimana kabarmu?
pasti baik-baik saja kan? pasti oma selalu tersenyum ya...
Aku tahu itu...
Kabarku disini baik-baik saja, mungkin oma bisa melihat bagaimana langkah berat yang telah dan harus aku lalui di setiap perjalanan hidupku...
Oma sedang apa?
Aku merindukanmu... aku sangat merindukanmu....
Aku merindukan tawamu, aku merindukan saat-saat kebersamaan kita...

Oma...
Aku sudah mencapai salah satu impian terbesarku, loh!
Oma tahu itu, kan?
Cucu kebanggaan oma ini sekarang sudah dewasa dan sudah mencapai salah satu impiannya loh...

Oma...
Terimakasih ya, oma selalu mendukungku dalam segala hal yang aku lakukan sejak aku kecil...
Terimakasih, oma selalu berdoa kepada Tuhan untuk menjagaiku dan keluarga besar kita...
Terimakasih, oma selalu berdoa agar aku bisa mencapai mimpiku dan menjadi seorang wanita yang sukses...

Sampai jumpa kembali, oma ^^
Suatu hari nanti kita pasti bertemu kembali dan kita bisa berkumpul bersama lagi :)
Di rumah Bapa...

********************************************************************

3 Tahun telah berlalu,
waktu berjalan sangat cepat,
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun...

Disini jemariku menari dengan lincah diatas keyboard laptop tuaku.
Ditemani alunan nada rintik hujan yang saling bekejaran
Dengan bibir yang tertutup, diam seribu bahasa,
Dengan bulir air mata yang turun perlahan membasahi pipi.
Bertautan dengan sang waktu...

Bibir ini tak mampu berucap sepatah kata-pun.
Bahkan untuk tersenyum-pun rasanya tak sanggup
Ketika mengingat hari dimana sejuta perasaan dan air mata membanjiri sanubari.

3 Tahun lalu...
Rumah sakit telah menantiku untuk melakukan pemeriksaan darah dan cek kesehatan.
Hanya untuk memastikan kondisiku, apakah telah pulih dari penyakit Liver yang mengancam hidupku
Penyakit Liver yang muncul akibat kecapaian dan jam makan yang tidak teratur.
Meningat sebelumnya aku adalah seorang anak kost dengan segudang kegiatan dan harus mengurus hidupku sendiri.

Di pagi itu...
Dokter menyatakan bahwa Liverku mulai sembuh, Liverku mulai normal kembali, daripada sebelumnya, Liverku parah...

Aku kembali kerumah dan pada saat itu, oma menelepon mama.
Pada saat itu, oma menelepon mama hanya untuk bertanya

'Bagaimana keadaan Fei Phing?'
(Fei Phing adalah nama China ku. aku biasa dipanggil dengan nama ini dikeluargaku)

Kemudian mama menjawab 'Tidak apa-apa, Dokter baru saja berkata bahwa Livernya sudah mulai sembuh...'

'Oh, baguslah, untung saja... Yasudah, ya, aku cuma ingin menanyakan hal itu saja...'
Balas oma.
Dan kemudian telepon pun terputus.

Pada saat itu aku masih belum merasakan firasat apa-apa...
Hingga di siang harinya, mama menelepon oma, tetapi tidak ada jawaban sama sekali, tidak seperti biasanya...
Mama pun mulai panik, demikian juga denganku...

Lalu bergegas kami menuju kerumah oma...
Begitu kami tiba dirumah oma, kami berusaha mengetuk pintu, memanggil-manggil oma, tetapi tidak ada sahutan sama sekali dari dalam.
Kami pun mulai panik, dan kemudian memutuskan untuk mendobrak pintu rumah oma.

Kami memanggil oma berulang kali, berteriak memanggilnya dengan lantang.
Tetapi tetap tidak ada jawaban sama sekali...

Hingga kami menemukan oma sudah tergeletak di lantai kamar belakang...

Kami mencoba memanggil-manggil oma, berharap agar dia sadar dari pingsannya.
Sembari membopongnya menuju ke mobil menuju ke rumah sakit.

Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit,
Seakan aku sudah mendapat firasat yang tidak enak, tetapi aku berusaha keras menolaknya,
Dan hanya memejamkan mata dan berdoa kepada Tuhan sembari menggenggam tangan oma yang sudah mulai dingin.

Sesampainya di rumah sakit,
Pihak rumah sakit segera bertindak dan membawa oma kedalam ruang periksa.
Aku dapat melihat banyak dokter dan suster rumah sakit yang berlarian dengan wajah serius menuju ke ruang periksa. Dengan membawa alat pompa jantung, dan lain sebagainya.

Aku terdiam, tak ada lagi yang aku inginkan pada saat itu selain kabar dari dokter yang menyatakan bahwa omaku hanya pingsan dan akan segera tersadar kembali.
Aku hanya menunggu dengan perasaan tak karuan.

Beberapa saat kemudian, suster keluar, dan berkata,
'Maaf... Oma sudah tiada...'

Kalimat itu bagaikan sambaran petir dan tusukan tombak yang sangat melukai batin ini.
Aku tak mampu berkata apa-apa.
Mataku terbelalak lebar tak berkedip, bibirku menganga tetapi tak satu katapun dapat terucap.
Badanku gemetaran. Lututku serasa tak mampu lagi menahan beban badanku.

Seketika itu, aku terjatuh di lantai dan berteriak lantang, sehingga semua orang di rumah sakit terkejut dan melihatku yang hanya berteriak dan menangis menjadi-jadi.

Seakan aku tak percaya...
Ya... Aku masih tak percaya!

Oma sudah tiada...
Aku tak bisa mempercayainya!
SAMA SEKALI!

Tak lama kemudian, bus untuk mengangkut jenazah datang kerumah sakit, untuk mengangkut jenazah oma dan membawanya ke rumah duka.
Aku masih menangis dan menangis, hanya menangis...

Tak satu kata pun mampu terucap dari bibirku...

Jenazah oma dimasukkan ke dalam bus. Dan bus pun pergi meninggalkan rumah sakit.
Aku hanya bisa menatap kepergian bus yang membawa omaku...
Sesaat aku berlari mengejar bus tersebut, dan berteriak dalam hati...

Oma... KEMBALILAH!
JANGAN TINGGALKAN KAMI!!!!!!....
TOLONG KEMBALILAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.........

**********************************************************************

Kenyataan berkata lain...
Tuhan sudah menetapkan langkah setiap umat-Nya.

Seluruh keluarga besar berkumpul pada hari itu.
di rumah duka...

Mataku bengkak, wajahku pucat, nafsu makanku hilang, aku tak seperti diriku yang sebenarnya!

Aku enggan untuk pergi ke rumah duka,
Bukan karena aku anak yang tidak memiliki sopan santun! TAPI KARENA AKU TIDAK MAU MELIHAT KENYATAAN BAHWA OMA SUDAH TIADA!!!....

Tapi apa daya, aku harus pergi kesana... ke rumah duka tersebut...
Disana, aku melihat jenazah oma dimandikan,
Oma hanya terbaring tak berdaya, dengan kulit yang mulai pucat,
Aku hanya bisa menangis sembari mengintip dari balik tirai...

Oma.... Aku sangat merindukanmu....

Hari berlalu, lalu tibalah hari dimana waktu penutupan peti jenazah.

Oma, kau terbaring dengan anggun sekali...

Sebelum penutupan peti, kami sekeluarga besar bergantian mengucapkan salam perpisahan terakhir untuknya sebelum peti ditutup.

Aku menatap oma yang terpejam didalam peti.
Aku menangis dan berkata padanya...
'Selamat jalan, oma... Aku mencintaimu...'

Dalam hati aku berteriak, namun bibirku tak mampu lagi berkata-kata.

Oma terlihat anggun sekali dengan setelan baju kesayangannya.
Sebuah blazer dan rok lipit semata kaki berwarna krem.

Aku teringat, oma seringkali menggunakan baju itu untuk tampil paduan suara di gereja...
Aku teringat selalu ketika kita ke gereja bersama di kampung halaman kita.

Setelah peti ditutup, dinaikkan lagu puji-pujian rohani.
Adik dari oma memintaku untuk bernyanyi dan memimpin sebuah lagu.
Dengan berurai air mata, aku berusaha menyanyikan lagu ini...

DI DOA IBUKU, NAMAKU DISEBUT 

Di waktu ku masih kecil
Gembira dan senang
Tiada duka ku kenal
Tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi
Ibuku bertelut
Sujud berdoa ku dengar
Namaku disebut

Reff :
Di doa ibuku
Namaku disebut
Di doa ibu ku dengar
Ada namaku disebut

Seringlah kini ku ke kenang
Di masa yang berat
Di kala hidup mendesak
Dan nyaris ku sesat
Melintas gambar ibuku
Sewaktu bertelut
Kembali sayup ku dengar
Namaku disebut

Sekarang dia telah pergi
Ke rumah yang senang
Namun kasihnya padaku
Selalu ku kenang
Kelak di sana kami pun
Bersama bertelut
Memuji Tuhan yang dengan
Namaku disebut.

OMA, TERIMAKASIH....

Ya, oma tidak pernah absen mendoakan aku dan keluarga besar kami...
Setiap pukul 04.00 pagi, ia selalu bangun dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yesus untuk selalu menjagai kami satu per-satu...

Di doanya, ada namaku disebut...
Ya, ada namaku yang selalu disebut...

Oma, terimakasih....

Oma lihat, aku menyanyi untuk oma?
kami menyanyi untuk oma...
Oma paling senang melihatku menyanyi, kan?...
Iya, kan...

'Andai oma ada disini, oma pasti senang bisa melihat cece menyanyi...'
Itulah kalimat yang diucapkan adik-adikku disaat itu...

***************************************************************

Teringat 2 hari sebelum kepergian oma...
Kami menghadiri pesta pernikahan saudara.
Disana, aku diminta pihak pengantin untuk menyanyi.

Sebelum aku tampil, Berkali-kali oma bertanya kepadaku, 'Kapan kamu tampil?...'
Aku selalu menjawab, 'Sebentar lagi, oma...'

Oma tidak sabar untuk melihatku tampi dan menyanyi di panggung.

Aku selalu teringat, bagaimana dia sangat bangga kepadaku,
Oma selalu mendukungku dalam segala hal yang aku lakukan,
Ia orang yang selalu ingin melihatku tampil diatas panggung
Ia orang yang selalu menyebut namaku didalam doanya...
Ia orang yang ingin sekali melihatku menjadi wanita yang sukses dan bisa meraih semua impianku!

Terimakasih, oma...
Aku sangat mengasihimu...

*************************************************************

Aku selalu teringat sedari kecil,
Oma selalu mengajakku pergi bersama,
Ke gunung, piknik, ke toko untuk membelikanku mainan, dan lain sebagainya...
Sama denganku, kami meyukai travelling.
Oma juga menyukai gunung. demikian pula denganku...

Sedari aku kecil, Kami sekeluarga besar selalu menghabiskan hari libur panjang bersama.
Aku masih mengingatnya dengan sangat jelas...
Aku tidak akan mungkin melupakannya!

Aku teringat sedari aku kecil...
Sejak aku lahir, oma menjagaku, dia membantu mama merawatku,

Aku teringat,
Di saat aku duduk di sekolah dasar  dan Sekolah menengah pertama,
Mama,papa, dan oma opa selalu ikut mengantarku untuk mengikuti lomba menggambar yang seringkali aku ikuti.
Mama,papa dan juga oma adalah orang yang paling berbahagia ketika melihat namaku dipanggil untuk maju ke panggung dan menerima penghargaan untuk kemenanganku...
Ya, oma selalu bangga denganku...
Dia selalu tersenyum dan tidak sabar untuk melihat namaku dipanggil maju ke panggung dan menerima berbagai penghargaan.

bahkan hingga aku duduk di bangku SMA,
terkadang oma juga ikut menemani dan ikut berbangga ketika namaku keluar sebagai pemenang di lomba Cosplay.

**************************************************************

Sejenak aku teringat akan hari pemakaman oma dan opa,


Seekor burung dara putih dilepaskan, dan burung dara putih itu berkali-kali terbang mengitari area pemakaman oma dan opa...



Mereka seperti jodoh yang sudah ditentukan oleh Tuhan, ya...

Opa lahir pada tanggal 16 Agustus dan meninggal pada tanggal 18 September
Dan oma lahir pada tanggal 15 September dan meninggal pada tanggal 17 Januari.

Opa meninggal tepat pada saat hari ulang tahun adikku, Sisilia...
Dan oma meinggal beberapa hari setelah hari ulang tahunku...

**************************************************************

Tuhan...
Tolong jagai oma dan opaku disana...
Rangkul mereka yang duduk di sebelah kanan-Mu, Bapa...

Oma, oma bisa melihat, kan?
usaha, perjuangan, dan kerja kerasku demi meraih mimpi...

Oma paling tahu kan sebagaimana aku mencintai Jepang...
Bahkan oma pernah berkata padaku. 'Nanti kamu bakal dapat orang Jepang...'
Hahaha... Entah itu firasat oma atau bagaimana...

Aku yakin, oma pasti bangga ketika tahu bahwa aku sudah meraih salah satu impian terbesarku!

Tetap tersenyum disana ya, oma...
Tolong ceritakan pada opa, tentang kisahku ya ^^

Suatu saat nanti kita pasti bisa bettemu kembali dan tertawa bersama, berkisah bersama di rumah Bapa!

Aku tidak akan pernah menyerah untuk meraih semua impianku, oma...
Aku tidak akan pernah mau mengecewakan keluarga dan juga oma :)

Teringat aku akan satu impianku sejak kecil...
Terbesit keinginan agar suatu saat oma juga bisa melihat video clip dan lagu yang aku buat.
Ya, aku ingin oma bisa melihatku keluar sebagai penyanyi terkenal suatu hari nanti...

Tapi apa daya,..
Namun, oma bisa melihatku dari sana, kan :)

Oma!
Tetap tersenyum dari surga ya...
Jangan kuatir akanku..
Aku baik-baik saja disini,
Aku bisa meraih semua mimpi-mimpiku!
Aku berjanji, akan selalu menjadi cucu kebanggaan oma!
Yang tidak pernah mengecewakan oma dan juga keluarga besar kita!
I Love you, oma...

Terimakasih oma sudah mendukungku, menyebut namaku dalam setiap doamu,
dan memastikan bagaimana kesehatanku sebelum oma pergi menghadap sang Bapa :')


BACA :
I MISS YOU

RAINDROPS ON JANUARY 7TH 

May 11, 2015

Rain & Storm Without Tears

Hello!
Apa kabarnya?

Jadwal yang super padat dan juga kewajiban yang harus ditepati membuat waktuku tersita, sehingga nggak sempat nge-blog lagi.
maaf banget yah, blog tentang beauty juga masih belum sempat aku post, padahal sudah banyak banget bahan yang udah aku siapin.

Kalau aku ada waktu luang, aku pasti langsung nulis blog lagi ><

Banyak yang message dan bilang ke aku untuk terus update dan nulis tentang kehidupanku disini, hal-hal apa saja yang aku rasakan...
oke, memang aku berniat untuk terus nulis dan membagikan tentang apa saja yang aku alami dan rasakan disini.

Jepang, negara impianku... sumber segala inspirasiku...
menengok kembali ke postinganku yang sebelumnya, aku banyak mencurahkan pengalaman dan apa saja yang aku rasakan selama ini.

Kenyataan tidak semudah dan seindah yang semua orang bayangkan tentang kehidupan dan apa yang aku rasakan disini.
(BACA : http://aiyukiaikawaii.blogspot.jp/2015/04/aloha-apa-kabar-sampai-hari-ini-aku.html)

Banyak hal yang ingin aku tulis, berbagai perasaan yang mengharu-biru, apa saja yang aku alami,.
tapi agak susah untuk menceritakan satu-persatu, aku hanya bisa merangkumnya menjadi satu potongan cerita yang akan terus berlanjut.

Aku menulis ini disela-sela waktu luang, seusai kelas di Tokyo-Kioicho Campus.
Ya, setiap hari Senin dan Jumat, aku harus menghadiri kelas Global College di Tokyo-Kioicho Campus di Chiyoda-ku, Tokyo.

Setiap hari Senin dan Jumat, aku harus berangkat pagi dari apartment menuju ke kampus, dari Togane ke Gumyo, membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan mengayuh sepeda. Perjalanan yang cukup panjang dengan jarak yang cukup jauh, Cukup capek, apalagi setiap hari harus melewati jalan tanjakan yang tinggi, dan itu sangat cukup untuk exercise! DX

Aku diberi bus gratis oleh pihak universitas untuk berangkat dari Togane Campus ke Tokyo-Kioicho Campus. bus berangkat sekitar pukul 09.00 pagi.

Nb. Sedikit berbagi, kalau kamu di Jepang, jangan coba-coba untuk telat walaupun semenit!
Jepang sangat ketat soal waktu.
jadi, kalau kamu telat semenit saja, bye-bye! kamu bakalan ditinggal. serius!

Oke, back to topic.
Bus datang kembali untuk menjemputku pada pukul 20.00 pada malam harinya.
jadi, aku harus tinggal di Tokyo hingga pukul 20.00
Butuh waktu sekitar 1,5 jam dari Tokyo-Togane.
Perjalanan yang cukup panjang.
Dan aku tiba di Togane pada pukul 21.30-22.00, setelah itu mengayuh kembali sepedaku hingga ke apartment.
Jadi kurang lebih pukul 22.30-22.45 aku sampai di apartment.

Hari yang cukup melelahkan.
aku memanfaatkan waktu luangku untuk belajar dan menulis,
dan sesekali saja aku keluar untuk menyegarkan pikiran.
aku tidak bisa sering keluar jalan-jalan, karena aku harus super duper berhemat.
aku juga tidak bisa membeli apapun dengan tidak memikirkan konsekuensinya.

Cukup lelah jika aku hanya menghabiskan waktu untuk belajar dan menulis, sembari menunggu sekitar 8 jam kemudian untuk bus sekolah datang menjemputku kembali. Ada rasa sedih ketika aku melihat teman-teman bisa makan diluar, membeli sesuatu tanpa harus memikirkan uang.
Aku selalu membuat bekalku sendiri, atau hanya makan roti tawar. dan tidak pernah membeli makanan diluar.

'Thats not easy. very tiring, but...
i won't regret it in  the future, 
because i just do something that my future self will thankyou for!'

Sesampainya dirumah aku tidak bisa langsung beristirahat, karena aku harus menyiapkan bahan pelajaran untuk keesokan harinya, atau melakukan pekerjaan rumah lainnya,
Dan besoknya aku harus bangun pagi, karena aku ada kelas pada pagi harinya. 
Setiap hari, aku hanya tidur sekitar 3-4 jam saja. 

Cuaca tidak selalu bersahabat. pernah suatu ketika tiba-tiba salju turun di musim semi, atau hujan yang tiada henti, dan udara dingin yang terasa menusuk tulang. Dan aku harus mengayuh sepeda kurang lebih 30 menit dari kampus hingga ke apartment. 

Pada hari selasa, rabu, kamis aku kuliah di Togane Campus.
dari pagi hingga sore aku harus menghabiskan waktu di kampus untuk menghadiri kelas.
Setiap harinya aku memiliki 3-4 kelas.

Aku ingin menunjukkan satu foto, yang mungkin aku tidak perlu kata-kata lagi untuk menjelaskan tentang bagaimana rasa capai luar biasa yang aku rasakan.




Terlihat seperti sepatu kesayanganku dicabik-cabik oleh serigala X'D
Sepatuku bisa menjadi seperti ini karena aku banyak berjalan, berlari, mengayuh sepeda, dan banyak beraktifitas. 

Kadangkala aku pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini, bila hujan turun tiada henti.
Mataku benar-benar merah, di foto tidak terlalu kelihatan.
berasa kaya hantu =_=




Di sini, waktu terasa cepat sekali, dengan berbagai kewajiban yang harus ditepati.
Aku tidak boleh lalai dalam hal apapun, dan harus serius dalam mengerjakan berbagai aspek yang telah diserahkan oleh Tuhan untuk menjadi tanggung jawabku. 

'Menurutku tanggung jawab bukanlah beban, tanggung jawab adalah rasa kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita. Kalau Tuhan memberikan banyak sekali tanggung jawab dalam berbagai aspek dalam hidup kita, Itu bukan berarti kita tidak berbahagia. Tapi kita tengah disiapkan untuk menjadi sebuah mutiara yang berkilauan. Sebuah mutiara yang kilaunya bisa memancarkan keindahan bagi setiap orang yang melihatnya. 
Tanggung jawab bukanlah satu kata yang sederhana, tanggung jawab memiliki berbagai tingkat kesulitan yang seringkali membuat kita merasa capai akan hidup. Masalah adalah bagian dari tanggung jawab. Bagaimana kita mengatasinya, bagaimana kita melewatinya dengan kedewasaan, bukan menghindarinya. Bukan bertanya 'mengapa', tetapi 'bagaimana', bukan mundur tetapi maju, sehingga kita menjadi pemenang dan bukan pecundang...'

- Aiyuki - 








April 23, 2015

Fighting & Facing the Giant

'Fighting the Giant'
Apa yang muncul di pikiran kalian ketika membaca kata-kata tersebut?

Giant. Raksasa? atau malah Takeshi yang suka mem-bully Nobita di kartun Doraemon?
Hahaha... bukan, bukan...

Giant dalam bahasa Inggris memiliki makna 'raksasa' atau sesuatu yang besar dan menyeramkan.

Aku pengen cerita tentang sesuatu yang aku alami di masa lalu.

Dulu, waktu kecil, aku paling suka naik sepeda. tiap pagi aku selalu naik sepeda dan keliling dengan menempuh jarak yang lumayan jauh, aku mengayuh sepeda dengan papa. Aku melakukannya setiap pagi dan setiap hari. Kebiasaan itu aku lakukan sejak aku duduk di bangku Sekolah Dasar hingga SMP. Sedari aku kecil hingga aku tamat SMP, aku tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur, yaitu Pare-Kediri.

Aku paling suka dengan udara pagi, dingin dan sejuk...
Pada saat aku masih kecil dulu, udara terasa lebih sejuk dan lebih bersih, Berbeda dengan sekarang ini. Pasti karena efek global warming yang semakin parah, dan juga asap kendaraan yang semakin hari semakin banyak dan cukup mengotori lingkungan. Aku sangat merindukan masa kecilku :'(

Ya, setiap hari aku selalu bersepeda keliling kampung halamanku dengan papa yang selalu menemaniku. sekitar 3 jam sehari aku bersepeda di pagi hari.
Aku mengayuh sepeda melewati area perumahan, persawahan, bukit, jalan berbatu, hingga jalan yang curam sekalipun. Tidak ada ketakutan sama sekali. aku hanya mengayuh sepedaku dengan riang sembari menikmati udara pagi yang sejuk dan suasana kampung halaman yang menenangkan hati.

Semua berjalan seperti biasa, hingga suatu hari, aku menghadapi sebuah pilihan yang harus segera aku lakukan.
Saat itu, aku melewati sebuah tikungan tajam, aku sudah berjalan di pinggir, namun ada sebuah truk yang melaju dengan kencang dari tikungan tersebut. Aku terkejut.
Di depanku, ada sebuah truk yang melaju dengan kencang, dan di sisi kiri, ada tembok yang berbatu dan banyak paku di sisi-sisi permukaanya.

Ini adalah sebuah pilihan.

Aku tahu, kalau aku tetap mempertahankan posisi dan arah sepedaku, aku akan mati karena truk tersebut akan mencabik dan melindasku dengan roda-rodanya yang besar. Dan kalau aku memutar setir sepedaku ke arah kiri, maka aku akan menabarak tembok berbatu yang memiliki banyak paku di permukaanya itu. Dan entah aku akan menjadi seperti apa.

Ya, ini adalah sebuah pilihan kecil yang memiliki resiko yang sangat besar.

Tanpa banyak berpikir, aku mengambil pilihan dengan resiko yang lebih kecil.
Ya, aku memilih untuk memutar setir sepedaku ke arah kiri.
Aku meng-rem sepedaku mendadak, berusaha menghentikan laju sepedaku,
Namun pada saat itu rem sepedaku tidak berfungsi. dan aku tidak bisa mengontrol laju sepedaku.
Jalan berbatu dan posisi tembok sudah sangat dekat.

Otomatis, aku menabrak tembok berbatu itu dan terjatuh.
Sekilas aku tidak merasakan apa-apa. Aku seperti tidak sadar sepenuhnya.

Papa menolongku, dan tak lama kemudian aku mendapatkan kesadaranku kembali.

Kalian tahu apa yang terjadi padaku pada saat itu?
Banyak bagian kulitku yang robek. berdarah, hingga kuku-kuku kakiku terlepas dari tempatnya.
Banyak luka memar dan goresan-goresan batu di kulitku.

Aku terpaksa rehat untuk beberapa hari dan tidak bersepeda untuk beberapa saat.

Setelah pulih, aku kembali bersepeda, Kegiatan yang selalu kulakukan setiap harinya.
Semua berjalan seperti biasa, tidak terjadi apa-apa.

Sampai pada suatu ketika, aku kembali terjatuh di sebuah jalan berbukit.
Jalan ini seperti bukit, menanjak naik, kemudian turun dengan jalan yang curam.

Karena jalan tersebut curam, aku tidak mampu meng-rem sepedaku dengan maksimal,
Dan ada batu yang menghalangi laju roda sepedaku, sehingga sepedaku oleng ke samping dan aku-pun terjatuh.
Untung saja aku terjatuh di sisi kiri, yang mana adalah trotoar. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku jatuh di sisi kanan, Di saat itu, banyak kendaraan yang lalu lalang. Kalau saja aku jatuh di sisi kanan, pasti aku sudah terlindas dan entah bagaimana lagi kelanjutannya.
Aku kembali mendapat banyak luka dan goresan dari kecelakaan itu.

Sejak kejadian itu, aku mengalami sedikit trauma dan takut untuk melewati jalan yang curam dengan sepeda lagi.

**************************

Itulah sedikit pengalaman yang ingin aku bagikan melalui tulisan di blog-ku ini.

Kalian tahu, di Jepang, aku selalu mengayuh sepeda, bahkan untuk pulang-pergi ke sekolah, aku juga mengayuh sepeda. Dan aku harus melewati jalan yang berbukit setiap harinya, Jalan yang berbukit, menanjak naik kemudian turun.

Pada saat pertama kali aku tahu bahwa aku akan melewati jalan tersebut, aku merasa sangat-sangat takut. Ya, sekilas kejadian beberapa tahun lalu terngiang kembali di pikiranku.

'Tuhan, aku tidak bisa! Aku takut!'

Ya, aku pernah mengalami kejadian buruk yang berhubungan dengan jalan yang curam di masa lalu.

Pada saat itu malam hari setelah aku membeli sepeda, aku pulang dengan mengendarai sepeda baruku.
Pada hari itu, salju turun, padahal di musim semi. Udara yang sebelumnya dingin menjadi semakin dingin dan membuatku menggigil dan aku merasa seluruh badanku kaku karena kedinginan.

Saat itu, aku dihadapkan dengan ketakutan yang selama ini tersembunyi dalam hatiku.
Sebuah ketakutan yang disebabkan oleh karena sebuah kejadian buruk yang pernah menimpaku.

'Tuhan, aku takut!...'

Aku benar-benar takut pada saat itu. aku benar-benar merasa takut dan semua kejadian beberapa tahun lalu kembali terngiang di pikiranku bagaikan sebuah film yang di replay kembali.

Namun, aku tidak boleh berlama-lama dan hanya berdian di puncak jalan yang menanjak tersebut.
Temanku sudah menunggu dan dia sudah melaju terlebih dahulu.

Aku pun memutuskan untuk langsung menaiki kembali sepedaku dan menuruni jalan bukit yang curam itu. Sepedaku melaju dengan kencang, jalanan licin karena hujan. Penglihatanku menjadi samar-samar karena air hujan yang terus membasahi mataku, dan juga lampu-lampu gedung dan kendaraan yang membuatku silau.

Sepedaku melaju tak terkendali,
Kala itu, aku memegang erat kendali, Sesekali aku hampur terjatuh. Aku tidak bisa mengerem mendadak, karena aku tahu itu malah akan membuat sepedaku oleng dan jatuh.
Aku merasa sangat takut pada saat itu.
Kecelakaan beberapa tahun lalu benar-benar tercermin pada saat itu, perasaanku sama dengan perasaanku beberapa tahun lalu.

Singkat cerita, aku berhasil melewati jalan curam tersebut.

Namun, semuanya tidak berhenti pada hari itu saja!
karena aku harus melewati jalan itu setiap hari untuk berangkat ke sekolah.

Awalnya aku takut, aku hanya berjalan dan menuntun sepedaku untuk menuruni jalan curam tersebut.
Namun, aku berpikir, 'Sampai kapan aku akan ditekan rasa trauma?'

Kalau kita memiliki trauma pada seseuatu hal, itu berarti kita pernah merasa terluka di suatu hal itu.

Aku memiliki dorongan untuk mengatasi rasa takutku. Perlahan, aku mencoba untuk menuruni jalan yang curam tersebut dengan sepedaku. Pada awalnya aku merasa sangat takut. Namun, seiring aku mencobanya, perlahan, sedikit demi sedikit, perasaan takut tersebut hilang.

Dan hingga sekarang, aku sudah tidak merasa takut lagi dengan jalan yang curam tersebut.
Karena aku terus mencoba dan membiasakannya kembali.
Aku mencoba melawan rasa takut yang terus menekan dan memaksaku untuk mundur.

*************************
Giant.
Ya, Setelah membaca kisahku, apa yang terbayang di pikiran kalian mengenai kata 'Giant' ini?

Giant yang aku maksud bukan berarti monster ataupun makhluk besar yang menakutkan.
Tapi giant yang paling berpengaruh ada dalam diri sendiri!

Kenapa?
Benarkah 'giant' yang paling menakutkan itu ada dalam diri kita sendiri?

Ya, 'ketakutan dari dalam diri sendiri'.
itulah giant yang paling besar dan bisa menghentikan dan membunuh langkahmu.
dan giant yang paling besar tersebut pasti ada dalam diri setiap orang.

Ada banyak sekali giant yang berdiam dalam hati kita.
Ada rasa tidak percaya diri, minder, trauma, rasa takut, malas, perasaan iri, dengki, dendam, dan lain sebagainya.
Itulah giant yang berdiam dalam hati masing-masing orang, tetapi mereka tidak menyadarinya.

Dalam kasusku, aku merasakan, bahwa giant yang berdiam dalam hatiku adalah rasa trauma akan kejadian yang pernah aku alami di masa lalu,

Kalian tahu, bahwa mengabaikan itu tidak akan pernah menyelesaikan suatu masalah. Sebuah luka yang menganga, jika dibiarkan begitu saja dan tidak segera diberikan perawatan, maka akan terasa semakin sakit, bukan?

Jalan satu-satunya untuk membereskan trauma tersebut adalah dengan kembali ke sumber trauma dan luka tersebut, dan segera menyelesaikannya!
Memang prosesnya terasa menakutkan, tapi jika perasaan takut itu terus menerus dilawan, maka giant yang berdiam dalam diri kita-pun perlahan akan sirna.
Dan jika dibiarkan begitu saja, lama kelamaan si giant tersebut bukannya hilang, justru akan menjadi semakin dan semakin besar. Believe it!

Suatu pemulihan pasti terjadi di tempat yang sama seperti semula, tempat yang sama dimana kita mengalami luka atau trauma tersebut.
Ketika kita mengalami sebuah luka, Tuhan pasti akan mengembalikan kita ke tempat yang sama dimana kita terluka. Karena, di tempat yang sama itulah pemulihan akan terjadi.

Satu hal lagi...
Aku paling suka film horror Jepang, aku paling hobi banget nonton film horror Jepang.
Dan singkat cerita, suatu ketika ada field trip ke Kamogawa.
Disana, aku mendapatkan kamarku sendiri.
Kamar hotel dimana aku menginap tersebut bergaya Jepang klasik. Hahaha...

Otomatis, bayangan-bayangan akan berbagai film horror yang telah aku tonton selama ini pun mulai bermunculan. apalagi, settingnya mirip-mirip.
Dan aku harus tidur sendirian malam itu?!

Memang ada perasaan takut yang menyergap, tapi, aku berusaha untuk melawannya.
Melawan dan berusaha menghilangkannya.
Dan alhasil, aku bisa melakukannya, tanpa ada perasaaan takut sedikitpun.
Walaupun kelihatannya susah untuk menekan dan menghilangkan perasaan takut. Tapi jika kita tetap 'keep fighting & facing the giant', maka si giant yang berdiam dalam hati kita tersebut perlahan akan sirna.

Rasa malas juga termasuk giant lo. Kenapa?
kalau rasa malas sudah menyerang, rasanya sudah nggak pengen melakukan apa-apa, bahkan kewajiban-pun jadi terbengkalai dan ujung-ujungnya semua menjadi kacau.

Tapi, semua kembali lagi ke diri sendiri.
Just depends on yourself!
Bagaimana caranya menghadapi bahkan mengusir keluar giant yang berdiam dalam dirimu.

Giant seperti apa yang ada dalam dirimu?
Keep fighting and facing the giant
Dont be afraid and always do your best!
Dont lose your courage.
Push yourself till the end!
Just be brave and do it!

April 21, 2015

Aiyuki in Japan : My Apartment in Japan

Konnichiwa!
Setelah membahas tentang kota dimana aku tinggal, Togane, kali ini aku akan membahas mengenai apartement dimana aku tinggal. 

Leopalace, memiliki banyak sekali apartment yang berada di berbagai tempat yang berbeda, namun masih dengan nama yang sama.

(Foto Apartment Leopalace dikala siang hari)

(FotoApartment Leopalace menjelang malam hari)

Ngintip kedalam apartmentku yuk :D
Aku kebagian apartment yang dua lantai. jadi begitu pintu dibuka, kalian bakal nemuin tangga yang cukup sempit untuk sampai di lantai 2.

Foto selfie pas baru pertama kali sampai Apartment di Jepang XD

Berikut adalah foto apartment-ku secara keseluruhan :
Kasur yang cukup multifungsi, selain untuk tidur, bisa juga untuk menyumpan barang-barang yang ukurannya besar. Di bagian bawah kasur, terdapat sebuah ruangan kosong yang cukup luas untuk menyimpan barang-barang yang ukurannya cukup besar, seperti koper. Padahal koper hitam yang ada di foto tersebut ukuran koper paling besar loh, tingginya sepaha-ku.

 
Meja, kursi, dengan televisi diatasnya, serta sebuah kotak hitam yang ternyata adalah internet XD
awalnyaa aku kira itu DVD, haha, habis mirip sih...

Aku harus mengeluarkan kasur dan menatanya sendiri. 

Ini dia foto close-up sebuah ruangan luas yang berada dibawah kasur, yang mana sudah aku ceritakan diatas.
Cukup luas kan? 

Kalau foto dibawah ini adalah anak tangga, ya, ada 2 buah anak tangga menuju ke atas tempat tidur.
Tapiiii... ini bukan cuma sekedar anak tangga biasa loh, karena....

Karena bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang lagi didalamnya. hahaha :D
Satu kata, Praktis!
Ya, apartment di Jepang memang tidak terlalu luas, namun, tatanan ruangannya cukup praktis dan multifungsi! contohnya adalah kasur dan anak tangga tadi :D


Dan jika kita keluar dari pintu kamar, maka kalian akan melihat sebuah lorong dengan dapur, toilet, dan bathroom di sisi kiri, Juga kulkas, lemari sepatu, rice cooker, dan microwave di sisi kanan.
Di ujung lorong ada sebuah mesin cuci dan juga jendela kecil.

 
Foto diambil tepat dari depan mesin cuci. 

Dan berikut adalah dapur, ada kran air, kalian bisa memilih air panas atau dingin, 
Lalu disebelah kanan, ada kompor elektrik yang super praktis... 
Oh, im fallin love with this one!
aku suka masak, dan ini bener-bener item favoritku <3
super praktis, ada banyak tombol dibawahnya, ada tombol untuk menyalakan lampu, ada tombol untuk menyalakan kipas angin, ada tombol on-off untuk menyalakan api, dan kita juga bisa mengatur volumenya, 1,2,3, atau Hi. Dan lagi, nggak perlu takut kesulut api yang menyala-nyala, karena jika kompor menyala,di siluet bulat tersebut akan berwarna merah, dan satu lagi, cepet banget panasnya XD. begitu dinyalain langsung terasa panas, nggak kaya kompor elektrik di kost-an ku sebelumnya =_= harus nunggu 5-10 menit dulu baru panas. 
Dan, aku suka 1 hal lagi dari kompor elektrik ini, walaupun kompor elektrik sudah dimatikan, namun jika permukaan kompor masih panas, maka ada sebuah tombol transparant dengan siluet gambar telapak tangan yang berwarna merah, meyala dan berkedip. Itu artinya jangan disentuh, karena permukaan kompor masih panas. Namun, jika permukaan kompor sudah dingin, maka tombol tersebut akan berhenti berkedip.


Sangat praktis!
Ya, segala seusatu di Jepang sangatlah praktis! 
Aku semakin jatuh cinta dengan Jepang! 

 
Ada lemari diatas dan dibawah untuk menyimpan barang-barang dapur.

Mesin cuci, dan bathroom di sebelah kiri.

Yup, tombolnya cukup banyak dan membuatku lumayan bingung ketika pertama kali mencobanya XD


Begitu keluar pintu kamar, di sisi sebelah kanan, ada sebuah kulkas, microwave, rice cooker, vacuum cleaner, dan lemari sepatu.

Ada jam-nya! 

Nah, bisa tebak apa ini?
Ini adalah tombol untuk bathroom, 
Maksudnya?
Ya, untuk mengatur fan di kamar mandi, misal ingin kipas anginnya mengeluarkan hawa panas atau dingin, atau mengeluarkan angin yang beraroma harum XD

Shower, Ofuro.
Setiap hari Senin dan Jumat aku ada kuliah di Tokyo, dari pagi hingga malam, nah dari Tokyo sampai Togane bisa sampai jam 9 malem... belum lagi mesti ngayuh sepeda dari kampus yang di Togane sampai ke apartment, butuh waktu sekitar 30 menit. Dan ditambah udara dingin, hujan, dan angin yang berhembus kencang banget. Pas deh, sampai apartment udah basah kuyub. kebayang kan capeknya kaya gimana... belum lagi, jadwal kuliah yang padat setiap harinya.
Aku paling seneng berendam pake air hangat dan bubble bath di Ofuro. make me feel relax. 

Ini closet-nya, jika kalian menarik tuas flush, ada 2 pilihan, untuk guyuran air yang kencang atau lirih.
dan jika tuas flush ditarik, maka kran air di foto diatas juga akan mengucurkan air untuk mencuci tangan. praktis!

Dan tepat didepan toilet, ada tangga untuk menuju ke pintu keluar.

Dan berikut adalah pemandangan dari jendela kamar. 
 

Sebenarnya, masih ada lagi yang lainnya, seperti telepon untuk menjawab tamu yang menekan bel apartment kita, dan juga intercom, untuk melihat siapa yang berada di depan apartment kita melalui sebuah layar. 


Terakhir, AC di Jepang tidak hanya berfungsi sebagai pendingin ruangan saja, namun juga berfungsi sebagai heater (pemanas ruangan) di saat musim dingin.

See ya on my next post! 
Jya-ne~!