May 17, 2015

I Miss You...

Togane, Chiba-Japan
Minggu, 17 Mei 2015
11.20

Oma, bagaimana kabarmu?
pasti baik-baik saja kan? pasti oma selalu tersenyum ya...
Aku tahu itu...
Kabarku disini baik-baik saja, mungkin oma bisa melihat bagaimana langkah berat yang telah dan harus aku lalui di setiap perjalanan hidupku...
Oma sedang apa?
Aku merindukanmu... aku sangat merindukanmu....
Aku merindukan tawamu, aku merindukan saat-saat kebersamaan kita...

Oma...
Aku sudah mencapai salah satu impian terbesarku, loh!
Oma tahu itu, kan?
Cucu kebanggaan oma ini sekarang sudah dewasa dan sudah mencapai salah satu impiannya loh...

Oma...
Terimakasih ya, oma selalu mendukungku dalam segala hal yang aku lakukan sejak aku kecil...
Terimakasih, oma selalu berdoa kepada Tuhan untuk menjagaiku dan keluarga besar kita...
Terimakasih, oma selalu berdoa agar aku bisa mencapai mimpiku dan menjadi seorang wanita yang sukses...

Sampai jumpa kembali, oma ^^
Suatu hari nanti kita pasti bertemu kembali dan kita bisa berkumpul bersama lagi :)
Di rumah Bapa...

********************************************************************

3 Tahun telah berlalu,
waktu berjalan sangat cepat,
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun...

Disini jemariku menari dengan lincah diatas keyboard laptop tuaku.
Ditemani alunan nada rintik hujan yang saling bekejaran
Dengan bibir yang tertutup, diam seribu bahasa,
Dengan bulir air mata yang turun perlahan membasahi pipi.
Bertautan dengan sang waktu...

Bibir ini tak mampu berucap sepatah kata-pun.
Bahkan untuk tersenyum-pun rasanya tak sanggup
Ketika mengingat hari dimana sejuta perasaan dan air mata membanjiri sanubari.

3 Tahun lalu...
Rumah sakit telah menantiku untuk melakukan pemeriksaan darah dan cek kesehatan.
Hanya untuk memastikan kondisiku, apakah telah pulih dari penyakit Liver yang mengancam hidupku
Penyakit Liver yang muncul akibat kecapaian dan jam makan yang tidak teratur.
Meningat sebelumnya aku adalah seorang anak kost dengan segudang kegiatan dan harus mengurus hidupku sendiri.

Di pagi itu...
Dokter menyatakan bahwa Liverku mulai sembuh, Liverku mulai normal kembali, daripada sebelumnya, Liverku parah...

Aku kembali kerumah dan pada saat itu, oma menelepon mama.
Pada saat itu, oma menelepon mama hanya untuk bertanya

'Bagaimana keadaan Fei Phing?'
(Fei Phing adalah nama China ku. aku biasa dipanggil dengan nama ini dikeluargaku)

Kemudian mama menjawab 'Tidak apa-apa, Dokter baru saja berkata bahwa Livernya sudah mulai sembuh...'

'Oh, baguslah, untung saja... Yasudah, ya, aku cuma ingin menanyakan hal itu saja...'
Balas oma.
Dan kemudian telepon pun terputus.

Pada saat itu aku masih belum merasakan firasat apa-apa...
Hingga di siang harinya, mama menelepon oma, tetapi tidak ada jawaban sama sekali, tidak seperti biasanya...
Mama pun mulai panik, demikian juga denganku...

Lalu bergegas kami menuju kerumah oma...
Begitu kami tiba dirumah oma, kami berusaha mengetuk pintu, memanggil-manggil oma, tetapi tidak ada sahutan sama sekali dari dalam.
Kami pun mulai panik, dan kemudian memutuskan untuk mendobrak pintu rumah oma.

Kami memanggil oma berulang kali, berteriak memanggilnya dengan lantang.
Tetapi tetap tidak ada jawaban sama sekali...

Hingga kami menemukan oma sudah tergeletak di lantai kamar belakang...

Kami mencoba memanggil-manggil oma, berharap agar dia sadar dari pingsannya.
Sembari membopongnya menuju ke mobil menuju ke rumah sakit.

Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit,
Seakan aku sudah mendapat firasat yang tidak enak, tetapi aku berusaha keras menolaknya,
Dan hanya memejamkan mata dan berdoa kepada Tuhan sembari menggenggam tangan oma yang sudah mulai dingin.

Sesampainya di rumah sakit,
Pihak rumah sakit segera bertindak dan membawa oma kedalam ruang periksa.
Aku dapat melihat banyak dokter dan suster rumah sakit yang berlarian dengan wajah serius menuju ke ruang periksa. Dengan membawa alat pompa jantung, dan lain sebagainya.

Aku terdiam, tak ada lagi yang aku inginkan pada saat itu selain kabar dari dokter yang menyatakan bahwa omaku hanya pingsan dan akan segera tersadar kembali.
Aku hanya menunggu dengan perasaan tak karuan.

Beberapa saat kemudian, suster keluar, dan berkata,
'Maaf... Oma sudah tiada...'

Kalimat itu bagaikan sambaran petir dan tusukan tombak yang sangat melukai batin ini.
Aku tak mampu berkata apa-apa.
Mataku terbelalak lebar tak berkedip, bibirku menganga tetapi tak satu katapun dapat terucap.
Badanku gemetaran. Lututku serasa tak mampu lagi menahan beban badanku.

Seketika itu, aku terjatuh di lantai dan berteriak lantang, sehingga semua orang di rumah sakit terkejut dan melihatku yang hanya berteriak dan menangis menjadi-jadi.

Seakan aku tak percaya...
Ya... Aku masih tak percaya!

Oma sudah tiada...
Aku tak bisa mempercayainya!
SAMA SEKALI!

Tak lama kemudian, bus untuk mengangkut jenazah datang kerumah sakit, untuk mengangkut jenazah oma dan membawanya ke rumah duka.
Aku masih menangis dan menangis, hanya menangis...

Tak satu kata pun mampu terucap dari bibirku...

Jenazah oma dimasukkan ke dalam bus. Dan bus pun pergi meninggalkan rumah sakit.
Aku hanya bisa menatap kepergian bus yang membawa omaku...
Sesaat aku berlari mengejar bus tersebut, dan berteriak dalam hati...

Oma... KEMBALILAH!
JANGAN TINGGALKAN KAMI!!!!!!....
TOLONG KEMBALILAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.........

**********************************************************************

Kenyataan berkata lain...
Tuhan sudah menetapkan langkah setiap umat-Nya.

Seluruh keluarga besar berkumpul pada hari itu.
di rumah duka...

Mataku bengkak, wajahku pucat, nafsu makanku hilang, aku tak seperti diriku yang sebenarnya!

Aku enggan untuk pergi ke rumah duka,
Bukan karena aku anak yang tidak memiliki sopan santun! TAPI KARENA AKU TIDAK MAU MELIHAT KENYATAAN BAHWA OMA SUDAH TIADA!!!....

Tapi apa daya, aku harus pergi kesana... ke rumah duka tersebut...
Disana, aku melihat jenazah oma dimandikan,
Oma hanya terbaring tak berdaya, dengan kulit yang mulai pucat,
Aku hanya bisa menangis sembari mengintip dari balik tirai...

Oma.... Aku sangat merindukanmu....

Hari berlalu, lalu tibalah hari dimana waktu penutupan peti jenazah.

Oma, kau terbaring dengan anggun sekali...

Sebelum penutupan peti, kami sekeluarga besar bergantian mengucapkan salam perpisahan terakhir untuknya sebelum peti ditutup.

Aku menatap oma yang terpejam didalam peti.
Aku menangis dan berkata padanya...
'Selamat jalan, oma... Aku mencintaimu...'

Dalam hati aku berteriak, namun bibirku tak mampu lagi berkata-kata.

Oma terlihat anggun sekali dengan setelan baju kesayangannya.
Sebuah blazer dan rok lipit semata kaki berwarna krem.

Aku teringat, oma seringkali menggunakan baju itu untuk tampil paduan suara di gereja...
Aku teringat selalu ketika kita ke gereja bersama di kampung halaman kita.

Setelah peti ditutup, dinaikkan lagu puji-pujian rohani.
Adik dari oma memintaku untuk bernyanyi dan memimpin sebuah lagu.
Dengan berurai air mata, aku berusaha menyanyikan lagu ini...

DI DOA IBUKU, NAMAKU DISEBUT 

Di waktu ku masih kecil
Gembira dan senang
Tiada duka ku kenal
Tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi
Ibuku bertelut
Sujud berdoa ku dengar
Namaku disebut

Reff :
Di doa ibuku
Namaku disebut
Di doa ibu ku dengar
Ada namaku disebut

Seringlah kini ku ke kenang
Di masa yang berat
Di kala hidup mendesak
Dan nyaris ku sesat
Melintas gambar ibuku
Sewaktu bertelut
Kembali sayup ku dengar
Namaku disebut

Sekarang dia telah pergi
Ke rumah yang senang
Namun kasihnya padaku
Selalu ku kenang
Kelak di sana kami pun
Bersama bertelut
Memuji Tuhan yang dengan
Namaku disebut.

OMA, TERIMAKASIH....

Ya, oma tidak pernah absen mendoakan aku dan keluarga besar kami...
Setiap pukul 04.00 pagi, ia selalu bangun dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yesus untuk selalu menjagai kami satu per-satu...

Di doanya, ada namaku disebut...
Ya, ada namaku yang selalu disebut...

Oma, terimakasih....

Oma lihat, aku menyanyi untuk oma?
kami menyanyi untuk oma...
Oma paling senang melihatku menyanyi, kan?...
Iya, kan...

'Andai oma ada disini, oma pasti senang bisa melihat cece menyanyi...'
Itulah kalimat yang diucapkan adik-adikku disaat itu...

***************************************************************

Teringat 2 hari sebelum kepergian oma...
Kami menghadiri pesta pernikahan saudara.
Disana, aku diminta pihak pengantin untuk menyanyi.

Sebelum aku tampil, Berkali-kali oma bertanya kepadaku, 'Kapan kamu tampil?...'
Aku selalu menjawab, 'Sebentar lagi, oma...'

Oma tidak sabar untuk melihatku tampi dan menyanyi di panggung.

Aku selalu teringat, bagaimana dia sangat bangga kepadaku,
Oma selalu mendukungku dalam segala hal yang aku lakukan,
Ia orang yang selalu ingin melihatku tampil diatas panggung
Ia orang yang selalu menyebut namaku didalam doanya...
Ia orang yang ingin sekali melihatku menjadi wanita yang sukses dan bisa meraih semua impianku!

Terimakasih, oma...
Aku sangat mengasihimu...

*************************************************************

Aku selalu teringat sedari kecil,
Oma selalu mengajakku pergi bersama,
Ke gunung, piknik, ke toko untuk membelikanku mainan, dan lain sebagainya...
Sama denganku, kami meyukai travelling.
Oma juga menyukai gunung. demikian pula denganku...

Sedari aku kecil, Kami sekeluarga besar selalu menghabiskan hari libur panjang bersama.
Aku masih mengingatnya dengan sangat jelas...
Aku tidak akan mungkin melupakannya!

Aku teringat sedari aku kecil...
Sejak aku lahir, oma menjagaku, dia membantu mama merawatku,

Aku teringat,
Di saat aku duduk di sekolah dasar  dan Sekolah menengah pertama,
Mama,papa, dan oma opa selalu ikut mengantarku untuk mengikuti lomba menggambar yang seringkali aku ikuti.
Mama,papa dan juga oma adalah orang yang paling berbahagia ketika melihat namaku dipanggil untuk maju ke panggung dan menerima penghargaan untuk kemenanganku...
Ya, oma selalu bangga denganku...
Dia selalu tersenyum dan tidak sabar untuk melihat namaku dipanggil maju ke panggung dan menerima berbagai penghargaan.

bahkan hingga aku duduk di bangku SMA,
terkadang oma juga ikut menemani dan ikut berbangga ketika namaku keluar sebagai pemenang di lomba Cosplay.

**************************************************************

Sejenak aku teringat akan hari pemakaman oma dan opa,


Seekor burung dara putih dilepaskan, dan burung dara putih itu berkali-kali terbang mengitari area pemakaman oma dan opa...



Mereka seperti jodoh yang sudah ditentukan oleh Tuhan, ya...

Opa lahir pada tanggal 16 Agustus dan meninggal pada tanggal 18 September
Dan oma lahir pada tanggal 15 September dan meninggal pada tanggal 17 Januari.

Opa meninggal tepat pada saat hari ulang tahun adikku, Sisilia...
Dan oma meinggal beberapa hari setelah hari ulang tahunku...

**************************************************************

Tuhan...
Tolong jagai oma dan opaku disana...
Rangkul mereka yang duduk di sebelah kanan-Mu, Bapa...

Oma, oma bisa melihat, kan?
usaha, perjuangan, dan kerja kerasku demi meraih mimpi...

Oma paling tahu kan sebagaimana aku mencintai Jepang...
Bahkan oma pernah berkata padaku. 'Nanti kamu bakal dapat orang Jepang...'
Hahaha... Entah itu firasat oma atau bagaimana...

Aku yakin, oma pasti bangga ketika tahu bahwa aku sudah meraih salah satu impian terbesarku!

Tetap tersenyum disana ya, oma...
Tolong ceritakan pada opa, tentang kisahku ya ^^

Suatu saat nanti kita pasti bisa bettemu kembali dan tertawa bersama, berkisah bersama di rumah Bapa!

Aku tidak akan pernah menyerah untuk meraih semua impianku, oma...
Aku tidak akan pernah mau mengecewakan keluarga dan juga oma :)

Teringat aku akan satu impianku sejak kecil...
Terbesit keinginan agar suatu saat oma juga bisa melihat video clip dan lagu yang aku buat.
Ya, aku ingin oma bisa melihatku keluar sebagai penyanyi terkenal suatu hari nanti...

Tapi apa daya,..
Namun, oma bisa melihatku dari sana, kan :)

Oma!
Tetap tersenyum dari surga ya...
Jangan kuatir akanku..
Aku baik-baik saja disini,
Aku bisa meraih semua mimpi-mimpiku!
Aku berjanji, akan selalu menjadi cucu kebanggaan oma!
Yang tidak pernah mengecewakan oma dan juga keluarga besar kita!
I Love you, oma...

Terimakasih oma sudah mendukungku, menyebut namaku dalam setiap doamu,
dan memastikan bagaimana kesehatanku sebelum oma pergi menghadap sang Bapa :')


BACA :
I MISS YOU

RAINDROPS ON JANUARY 7TH 

May 11, 2015

Rain & Storm Without Tears

Hello!
Apa kabarnya?

Jadwal yang super padat dan juga kewajiban yang harus ditepati membuat waktuku tersita, sehingga nggak sempat nge-blog lagi.
maaf banget yah, blog tentang beauty juga masih belum sempat aku post, padahal sudah banyak banget bahan yang udah aku siapin.

Kalau aku ada waktu luang, aku pasti langsung nulis blog lagi ><

Banyak yang message dan bilang ke aku untuk terus update dan nulis tentang kehidupanku disini, hal-hal apa saja yang aku rasakan...
oke, memang aku berniat untuk terus nulis dan membagikan tentang apa saja yang aku alami dan rasakan disini.

Jepang, negara impianku... sumber segala inspirasiku...
menengok kembali ke postinganku yang sebelumnya, aku banyak mencurahkan pengalaman dan apa saja yang aku rasakan selama ini.

Kenyataan tidak semudah dan seindah yang semua orang bayangkan tentang kehidupan dan apa yang aku rasakan disini.
(BACA : http://aiyukiaikawaii.blogspot.jp/2015/04/aloha-apa-kabar-sampai-hari-ini-aku.html)

Banyak hal yang ingin aku tulis, berbagai perasaan yang mengharu-biru, apa saja yang aku alami,.
tapi agak susah untuk menceritakan satu-persatu, aku hanya bisa merangkumnya menjadi satu potongan cerita yang akan terus berlanjut.

Aku menulis ini disela-sela waktu luang, seusai kelas di Tokyo-Kioicho Campus.
Ya, setiap hari Senin dan Jumat, aku harus menghadiri kelas Global College di Tokyo-Kioicho Campus di Chiyoda-ku, Tokyo.

Setiap hari Senin dan Jumat, aku harus berangkat pagi dari apartment menuju ke kampus, dari Togane ke Gumyo, membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan mengayuh sepeda. Perjalanan yang cukup panjang dengan jarak yang cukup jauh, Cukup capek, apalagi setiap hari harus melewati jalan tanjakan yang tinggi, dan itu sangat cukup untuk exercise! DX

Aku diberi bus gratis oleh pihak universitas untuk berangkat dari Togane Campus ke Tokyo-Kioicho Campus. bus berangkat sekitar pukul 09.00 pagi.

Nb. Sedikit berbagi, kalau kamu di Jepang, jangan coba-coba untuk telat walaupun semenit!
Jepang sangat ketat soal waktu.
jadi, kalau kamu telat semenit saja, bye-bye! kamu bakalan ditinggal. serius!

Oke, back to topic.
Bus datang kembali untuk menjemputku pada pukul 20.00 pada malam harinya.
jadi, aku harus tinggal di Tokyo hingga pukul 20.00
Butuh waktu sekitar 1,5 jam dari Tokyo-Togane.
Perjalanan yang cukup panjang.
Dan aku tiba di Togane pada pukul 21.30-22.00, setelah itu mengayuh kembali sepedaku hingga ke apartment.
Jadi kurang lebih pukul 22.30-22.45 aku sampai di apartment.

Hari yang cukup melelahkan.
aku memanfaatkan waktu luangku untuk belajar dan menulis,
dan sesekali saja aku keluar untuk menyegarkan pikiran.
aku tidak bisa sering keluar jalan-jalan, karena aku harus super duper berhemat.
aku juga tidak bisa membeli apapun dengan tidak memikirkan konsekuensinya.

Cukup lelah jika aku hanya menghabiskan waktu untuk belajar dan menulis, sembari menunggu sekitar 8 jam kemudian untuk bus sekolah datang menjemputku kembali. Ada rasa sedih ketika aku melihat teman-teman bisa makan diluar, membeli sesuatu tanpa harus memikirkan uang.
Aku selalu membuat bekalku sendiri, atau hanya makan roti tawar. dan tidak pernah membeli makanan diluar.

'Thats not easy. very tiring, but...
i won't regret it in  the future, 
because i just do something that my future self will thankyou for!'

Sesampainya dirumah aku tidak bisa langsung beristirahat, karena aku harus menyiapkan bahan pelajaran untuk keesokan harinya, atau melakukan pekerjaan rumah lainnya,
Dan besoknya aku harus bangun pagi, karena aku ada kelas pada pagi harinya. 
Setiap hari, aku hanya tidur sekitar 3-4 jam saja. 

Cuaca tidak selalu bersahabat. pernah suatu ketika tiba-tiba salju turun di musim semi, atau hujan yang tiada henti, dan udara dingin yang terasa menusuk tulang. Dan aku harus mengayuh sepeda kurang lebih 30 menit dari kampus hingga ke apartment. 

Pada hari selasa, rabu, kamis aku kuliah di Togane Campus.
dari pagi hingga sore aku harus menghabiskan waktu di kampus untuk menghadiri kelas.
Setiap harinya aku memiliki 3-4 kelas.

Aku ingin menunjukkan satu foto, yang mungkin aku tidak perlu kata-kata lagi untuk menjelaskan tentang bagaimana rasa capai luar biasa yang aku rasakan.




Terlihat seperti sepatu kesayanganku dicabik-cabik oleh serigala X'D
Sepatuku bisa menjadi seperti ini karena aku banyak berjalan, berlari, mengayuh sepeda, dan banyak beraktifitas. 

Kadangkala aku pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini, bila hujan turun tiada henti.
Mataku benar-benar merah, di foto tidak terlalu kelihatan.
berasa kaya hantu =_=




Di sini, waktu terasa cepat sekali, dengan berbagai kewajiban yang harus ditepati.
Aku tidak boleh lalai dalam hal apapun, dan harus serius dalam mengerjakan berbagai aspek yang telah diserahkan oleh Tuhan untuk menjadi tanggung jawabku. 

'Menurutku tanggung jawab bukanlah beban, tanggung jawab adalah rasa kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita. Kalau Tuhan memberikan banyak sekali tanggung jawab dalam berbagai aspek dalam hidup kita, Itu bukan berarti kita tidak berbahagia. Tapi kita tengah disiapkan untuk menjadi sebuah mutiara yang berkilauan. Sebuah mutiara yang kilaunya bisa memancarkan keindahan bagi setiap orang yang melihatnya. 
Tanggung jawab bukanlah satu kata yang sederhana, tanggung jawab memiliki berbagai tingkat kesulitan yang seringkali membuat kita merasa capai akan hidup. Masalah adalah bagian dari tanggung jawab. Bagaimana kita mengatasinya, bagaimana kita melewatinya dengan kedewasaan, bukan menghindarinya. Bukan bertanya 'mengapa', tetapi 'bagaimana', bukan mundur tetapi maju, sehingga kita menjadi pemenang dan bukan pecundang...'

- Aiyuki -